Apa Itu Hot Work Permit? Ini Penjelasan Lengkap dari NFPA

Hot work permit (izin kerja panas) sangat penting bagi industri yang melibatkan pekerjaan panas karena berisiko menyebabkan kebakaran atau ledakan. Risiko tersebut bisa dicegah dengan mengikuti standar NFPA.

National Fire Protection Association (NFPA) 51B menjelaskan secara lengkap mengenai standar hot work permit agar terhindar dari risiko kebakaran. Simak penjelasan hot work permit selengkapnya berikut ini!

Tingginya Risiko Kebakaran Akibat Hot Work yang Harus Diwaspadai

Risiko utama dari hot work adalah terjadinya kebakaran. Insiden kebakaran akibat pekerjaan panas juga banyak terjadi di Indonesia. Contohnya adalah kebakaran yang menimpa Masjid Jakarta Islamic Center dan Balai Kota Bandung.

hot work permit untuk cegah kebakaran di area kerja

Pada 19 Oktober 2022, Masjid Jakarta Islamic Center terbakar akibat proyek renovasi di bagian atap kubah. Proyek ini dilakukan dengan menggunakan alat bakar untuk melelehkan aspal gulung.

Percikan api yang muncul dari alat bakar mengenai glasswool dan menimbulkan api. Akibatnya, api merambat ke beberapa material mudah terbakar di sekitarnya dan menyebabkan kebakaran semakin membesar. 

hot work permit menurut nfpa 51B

Penyebab kebakaran Balai Kota Bandung pada 7 November 2022 juga karena aktivitas pekerjaan panas. Insiden ini terjadi di lantai 2 Bappelitbang Kota Bandung akibat percikan api dari proyek pengelasan renovasi atap bangunan.

Laporan NFPA 2021 menyatakan bahwa terjadi 4.580 kebakaran yang melibatkan hot work per tahun.

Dari kasus dan data tersebut, menunjukkan bahwa hot work berpotensi tinggi menyebabkan kebakaran. Maka dari itu, penting untuk mengetahui apa itu hot work permit agar bisa terhindar dari risiko yang mengancam.

Apa yang Dimaksud dengan Hot Work?

hot work permit izin kerja panas

Hot work atau pekerjaan panas merupakan semua jenis pekerjaan yang menggunakan atau menghasilkan panas selama pekerjaan berlangsung. Aktivitas ini biasanya juga melibatkan material mudah terbakar.

Hot work adalah pekerjaan yang berkaitan dengan proses pembakaran, pengelasan, serta kegiatan serupa lain yang bisa menimbulkan percikan api atau ledakan.

Jenis pekerjaan panas di tempat kerja sangat beragam menyesuaikan kebutuhan proses produksi setiap perusahaan. Beberapa aktivitas pekerjaan panas adalah sebagai berikut:

  • Pekerjaan yang melibatkan pembakaran, pengelasan, atau operasi serupa yang dapat memicu kebakaran dan ledakan.
  • Aktivitas yang melibatkan nyala api, produksi percikan api, atau panas.
  • Pengelasan dan proses terkait meliputi pengelasan busur, pengelasan gas oxy-fuel, penyolderan api terbuka, mematri, penyemprotan termal, dan pemotongan busur.

Potensi Bahaya Hot Work yang Harus Dihindari

hot work permit untuk cegah bahaya kebakaran dan ledakan

Potensi bahaya paling ringan dari aktivitas hot work adalah panas yang bisa menyebabkan luka bakar pada para pekerja, baik luka ringan maupun berat. Luka bakar dapat timbul akibat cairan logam panas atau percikan api. 

National Fire Protection Association (NFPA) 51B Tahun 2009 menyatakan bahwa potensi bahaya utama pada aktivitas hot work atau pekerjaan panas adalah kebakaran dan ledakan.

Potensi kebakaran dan ledakan pada pekerjaan panas dapat terjadi karena aktivitas ini bisa menyatukan ketiga unsur pada segitiga api. Tiga unsur segitiga api tersebut adalah oksigen, bahan bakar, dan sumber panas

Oksigen yang hadir di udara sekitar bisa memicu timbulnya api. Kebakaran di area kerja dapat terjadi jika volume oksigen lebih dari 22%. Sementara itu, bahan bakar mencakup segala sesuatu yang bisa dinyalakan.

Bahan bakar yang bisa memicu terjadinya kebakaran adalah sebagai berikut:

  • Bahan konstruksi seperti kayu, plastik, insulasi, bahan atap, termasuk yang ada di ruang tersembunyi.
  • Cairan atau gas yang mudah terbakar, seperti bahan bakar, cat, dan larutan pembersih.
  • Bahan mudah terbakar sederhana seperti kain perca, kertas, karton, dan kayu.

Sumber panas yang memicu kebakaran di area kerja bisa berasal dari pekerjaan panas itu sendiri. Jika terjadi reaksi antara oksigen, bahan bakar, dan sumber panas, maka akan terbentuk api yang memicu terjadinya kebakaran atau ledakan.

Baca juga:

Apa Itu Hot Work Permit dan Mengapa Diperlukan?

hot work permit system sesuai standar nfpa 51b

Upaya yang bisa dilakukan untuk mencegah kebakaran akibat kerja panas adalah dengan membuat izin kerja. Hal ini sangat penting untuk memastikan para pekerja dapat bekerja dengan aman dan efisien.

Pembuatan izin kerja bukan hanya bisa mencegah terjadinya kecelakaan kerja saja, tapi juga mampu melindungi peralatan kerja. Izin kerja untuk pekerjaan panas inilah yang disebut dengan hot work permit.

Hot work permit adalah sebuah dokumen atau izin tertulis yang digunakan untuk mengontrol pekerjaan panas yang berpotensi membahayakan pekerja.

Hot work permit harus dimiliki oleh setiap pekerjaan yang melibatkan api terbuka dan menghasilkan permukaan panas atau menghasilkan bunga api yang mempunyai energi cukup untuk menyulut kebakaran.

Pada pelaksanaannya, pihak manajemen perusahaan harus membuat prosedur atau instruksi kerja hot work permit yang diterapkan untuk mengawasi serta memberikan pedoman kepada para pekerja.

Jenis serta cakupan hot work permit tergantung dari perusahaan yang menerapkannya. Faktor yang mempengaruhi penerapan hot work permit di perusahaan adalah sebagai berikut:

  • Ukuran pabrik
  • Keragaman aktivitas kerja
  • Fasilitas yang tersedia
  • Potensi bahaya yang dapat timbul di area kerja dan lingkungan sekitarnya

Meskipun memiliki peran sangat penting, namun hot work permit jarang dilaksanakan oleh perusahaan dengan baik. Bahkan, kadangkala prosedur hot work permit tidak dilaksanakan sama sekali.

Hampir semua kecelakaan kerja panas disebabkan oleh tidak adanya hot work permit. Untuk itu, pihak manajemen dan pekerja harus memahami pentingnya hot work permit sebelum memulai pekerjaan agar kecelakaan kerja bisa dihindari.

Cara Mencegah Potensi Bahaya Pekerjaan Panas di Tempat Kerja

Kecelakaan kerja bisa dihindari dengan menerapkan hot work permit sesuai standar. Cara mencegah potensi bahaya pekerjaan panas di tempat kerja sesuai hot work permit NFPA 51B adalah sebagai berikut.

1. Analisis Potensi Bahaya Hot Work

analisis bahaya pekerjaan panas

Hot work permit harus menganalisis apa saja potensi bahaya yang dapat timbul dari pekerjaan yang dilakukan. Dengan menganalisis potensi bahaya, baha bisa dilakukan pengendalian risiko sebelum melakukan pekerjaan panas.

Ada 3 langkah untuk menganalisis bahaya pekerjaan panas sesuai hot work permit, yaitu:

  • Kenali: Tentukan apakah ada risiko kebakaran sebelum aktivitas pekerjaan panas dimulai.
  • Evaluasi: Tentukan apakah ada bahaya, khususnya bahaya yang bisa memicu kebakaran.
  • Kontrol: Lakukan langkah-langkah yang tepat untuk meminimalkan atau menghilangkan bahaya.

2. Identifikasi Alternatif Metode Hot Work untuk Meminimalisir Risiko

metode pekerjaan panas

Jika memungkinkan, hindari semua risiko yang berkaitan dengan pekerjaan panas. Namun, jika pekerjaan panas tersebut tetap harus dilakukan, maka gunakan alternatif metode pekerjaan panas untuk meminimalisir risiko. 

Alternatif metode hot work permit untuk menyelesaikan pekerjaan panas yang bisa meminimalkan risiko kebakaran diantaranya adalah sebagai berikut:

  • Pipa yang disekrup, bergelang, atau dijepit.
  • Gunting hidrolik manual.
  • Perbautan mekanis atau pemotong pipa.
  • Pengencang yang digerakkan udara terkompresi.

Penerapan Hot Work Permit Sesuai Standar NFPA 51B

penerapan kerja panas sesuai standar nfpa 51b

Risiko bahaya hot work dapat dicegah dengan menerapkan prosedur yang tepat. Poin-poin penting yang wajib diperhatikan oleh pekerja sesuai standar hot work permit NFPA 51B adalah sebagai berikut:

  • Gunakan alat pelindung diri (APD) yang lengkap, seperti welding mask, apron, dan sarung tangan untuk pekerjaan panas.
  • Periksa keamanan semua peralatan kerja. Misalnya, periksa apakah tabung tidak mengalami kebocoran dan selang las tidak rusak.
  • Melakukan inspeksi pada tempat kerja dan dilihat seberapa dekat jaraknya dengan bahan mudah terbakar.
  • Pasang rambu pekerjaan panas di tempat kerja agar semua orang yang ada di dekat area pekerjaan panas bisa mengetahui bahwa di area tersebut sedang dilakukan aktivitas kerja menggunakan api terbuka.
  • Amankan area kerja dengan tirai pelindung supaya tidak membahayakan orang-orang yang berada atau melewati area pekerjaan panas tersebut.
  • Singkirkan bahan mudah terbakar yang bisa memicu terjadinya kebakaran atau ledakan saat dilakukannya pekerjaan panas.
  • Melakukan tes gas (gas testing) sebelum pekerjaan panas dimulai.
  • Terdapat pengawas kebakaran atau fire watcher. Berdasarkan hot work permit system, pengawas kebakaran harus tetap siaga sampai 30 menit setelah peralatan yang menghasilkan percikan api dimatikan.
  • Koordinasi dengan seluruh pihak yang terlibat dalam perlindungan kebakaran.
  • Harus dilengkapi dengan alat pemadam kebakaran yang dapat berfungsi dengan baik. 

hot work permit alat pemadam api

Sebelum atau selama proses pekerjaan panas, pekerja harus menganalisa potensi bahaya, mengukur konsentrasi gas, memantau atmosfer gas, membuat izin kerja, dan mengikuti pelatihan prosedur pekerjaan panas.

Kebakaran bisa dicegah selama implementasi hot work permit berlangsung sesuai standar NFPA 51B. Jaga keselamatan pekerja dan lindungi aset berharga di perusahaan Anda dengan menerapkan hot work permit tersebut!

Sumber: National Fire Protection Association (NFPA)

Leave a Comment

0