Minimnya perangkat proteksi arus lebih, merupakan hal yang harus diperhatikan. Apalagi saat membahas tentang pengujian dan inspeksi pompa kebakaran.
Untuk memastikan bahwa pompa kebakaran tetap beroperasi, NFPA 25 Tentang Standar Inspeksi, Pengujian, dan Pemeliharaan Sistem Perlindungan Kebakaran Berbasis Air menjabarkan perihal persyaratan minimum untuk inspeksi, pengujian dan pemeliharaan sistem proteksi kebakaran berbasis air, termasuk pompa hydrant.
Saat melakukan inspeksi, kurangnya perangkat perlindungan untuk arus berlebih, membuat petugas yang melakukan servis sangat mungkin terkena paparan sengatan listrik, arc flash dan arc blasts. Karena bahaya ini, beberapa perubahan penting dilakukan pada NFPA 25 edisi 2020.
Standar Keselamatan Saat Inspeksi Pompa Hydrant
Perubahan yang telah dilakukan pada NFPA 25 sekarang memungkinkan kerja yang lebih aman. Diatur dalam NFPA 70E Tentang Standar Keselamatan Listrik di Tempat Kerja®, atau setara seperti Keselamatan Listrik Tempat Kerja CSA Z462 di Kanada, yang dapat diterapkan saat pengujian atau pemeliharaan pompa hydrant.
Selain itu, pengujian dan inspeksi dalam bab 8, juga mengharuskan petugas servis membuka pengontrol pompa hydrant yang berenergi listrik, guna melakukan pengukuran dan memeriksa sambungan. Jika tidak pun, dapat diselesaikan tanpa membuka pengontrol berenergi atau:
- Inspeksi papan sirkuit
- Inspeksi kabel dan kawat
- Pemeriksaan bagian pipa di dalam panel listrik
- Pemeriksaan kontrol panel dan koneksi kabel daya
- Menguji akurasi pengukur tekanan dan sensor
- Membaca tekanan arus untuk pompa kebakaran yang menggunakan sensor tekanan elektronik untuk mengontrol operasi pompa kebakaran
- Mencatat tegangan dan arus motor listrik (semua jalur)
- Menguji sensor alarm dalam pengontrol pompa kebakaran (sebagai gantinya mereka dapat diuji di lokasi alternatif)
Beberapa peraturan dapat diaplikasikan pada pengontrol berenergi listrik, jika sarana eksternal disediakan. Selain itu, beberapa inspeksi dapat dilakukan jika pengontrol pompa hydrant dalam kondisi aktif dan aman secara elektrik.
Menurut NFPA 70E, hal ini akan mencakup penghilangan energi pada sirkuit, penguncian / tagout perangkat isolasi untuk alat pengontrol dan konfirmasi bahwa pengontrol dalam keadaan energi nol.
Untuk menonaktifkan pengontrol, sakelar isolasi di pengontrol pompa kebakaran – yang terletak di kompartemen terpisah dari komponen pengontrol lainnya – dapat digunakan.
Perlu dicatat menurut NFPA 20 dan NFPA 70®, pompa hydrant diizinkan untuk memiliki alat pemutus daya. Tetapi karena biaya penambahan alat pemutusan yang begitu besar, sering kali alat tersebut tidak tersedia. Tanpa alat pemutusan sambungan, akan jauh lebih sulit untuk menonaktifkan pengontrol pompa hydrant saat bekerja.
NFPA 70E untuk Keamanan Pengecekan Fire Pump
Bagian ini mencakup penggunaan alat pelindung diri atau APD. Untuk menentukan APD yang tepat, petugas harus menggunakan PPE Category Method atau Incident Energy Analysis. PPE Category Method diuraikan dalam NFPA 70E, namun metode ini bergantung pada perangkat pelindung arus lebih atau OCPD (upstream overcurrent protective device) hulu.
Karena banyak pompa hydrant tidak memiliki OCPD (upstream overcurrent protective device) hulu, sehingga petugas perlu merujuk pada informasi yang didapat dari Incident Energy Analysis. Ini berarti, Incident Energy Analysis harus dilakukan sebelum personel layanan membuka kabinet berenergi untuk melakukan pengujian apa pun.
Untuk membantu pekerja dalam memilih APD berdasarkan Incident Energy Analysis, NFPA 70E mengharuskan pemilik memberi label pada peralatan sebagai berikut:
- Tegangan sistem nominal
- Batas arch flash
- Setidaknya satu dari berikut ini:
a. Incident Energy Analysis yang tersedia dan jarak kerja yang sesuai, atau kategori APD arc flash
b. Nilai arch minimum clothing
c. Tingkat APD spesifik
Ringkasan dari NFPA 25 dan NFPA 70
Ingatlah bahwa hanya teknisi yang memenuhi syarat NFPA 70E yang dapat melakukan tugas ini. Itu berarti mereka yang telah terlatih dengan keterampilan dan pengetahuan yang terkait dengan konstruksi dan pengoperasian pengontrol pompa kebakaran. Dan mereka yang telah menerima pelatihan keselamatan yang diperlukan untuk dapat mengidentifikasi bahaya dan mengambil langkah tepat untuk mengurangi risiko dari bahaya listrik yang ada.
Kesimpulannya, NFPA 25 mengurangi beberapa pemeriksaan, pengujian dan pemeliharaan pada pompa hydrant jika tidak dapat diselesaikan tanpa membuka pengontrol pompa hydrant yang diberi energi. Jika ada kebutuhan untuk menyelesaikan pekerjaan di dalam pengontrol pompa kebakaran yang berenergi, pemilik dan pekerja yang melakukan servis harus mengikuti NFPA 70E untuk menentukan perlindungan yang tepat dan APD yang digunakan.
Dalam situasi apa pun seorang petugas yang melakukan servis tidak boleh melakukan pekerjaan pada peralatan yang diberi energi tanpa menentukan dan menggunakan tingkat APD yang tepat dan memperoleh tingkat pelatihan yang tepat.
Nah, jika kamu memerlukan servis pompa hydrant, kami punya rekomendasi buatmu! Di Indonesia kini ada dua vendor inspeksi hydant yang merupakan member resmi dari NFPA, tentunya inspeksi akan dilakukan sesuai dengan standar NFPA 25 dan 70. Kedua vendor ini adalah Bromindo dan Patigeni! Jika ingin melakukan inspeksi maupun maintenance, bisa segera menghubungi dua vendor ini.
Sumber: Fire Pump Electrical Safety for Service Personnel oleh Shawn Mahoney