Klasifikasi Bahan Berbahaya Lengkap Gambar dan Keterangannya

Klasifikasi bahan berbahaya atau “hazardous material” merupakan proses identifikasi dan kategorisasi sebuah bahan kimia berdasarkan sifat bahaya yang dimiliki. Bicara mengenai “bahan berbahaya”, tentu muncul banyak pertanyaan.

Kode atau standar mana yang berlaku untuk menentukan bahan berbahaya? Berapa banyak bahan berbahaya tertentu yang bisa disimpan atau digunakan? Dan masih banyak pertanyaan lainnya seputar klasifikasi bahan berbahaya.

Apa Itu Bahan Berbahaya?

klasifikasi bahan berbahaya dan pengertiannya

“Hazard” atau bahaya merupakan sumber dan situasi yang berpotensi menyebabkan kerugian atau kecelakaan. Berdasarkan pengertian tersebut, maka “hazardous material” atau bahan berbahaya merupakan bahan berupa zat cair, padat, atau gas yang bisa merusak dan mecelakakan manusia, benda, serta lingkungan di sekitarnya.

National Fire Protection Association (NFPA) merupakan organisasi internasional yang menetapkan kode atau standar untuk mengurangi kematian, cedera, serta kerugian harga benda akibat kebakaran, listrik, dan bahaya terkait. NFPA telah menetapkan standar mengenai klasifikasi bahan berbahaya, yaitu NFPA 400: Hazardous Material Code.

Menurut standar NFPA 400, definisi bahan berbahaya adalah sebagai berikut:

Suatu zat atau bahan kimia yang diklasifikasikan sebagai bahan berbahaya fisik maupun bahan berbahaya bagi kesehatan. Baik bahan kimia maupun zat dalam kondisi layak pakai atau limbah.

Klasifikasi bahan berbahaya fisik atau physical hazard material antara lain:

  • Mudah meledak
  • Gas mudah terbakar
  • Kriogenik yang mudah terbakar
  • Padatan yang mudah terbakar
  • Cairan yang mudah terbakar
  • pengoksidasi
  • Peroksida organik
  • Kriogenik pengoksidasi
  • Tidak stabil (reaktif)
  • Piroforik
  • Bahan yang reaktif terhadap air

Sementara itu, health hazard material atau bahan berbahaya kesehatan adalah zat atau bahan kimia yang diklasifikasikan sebagai salah satu dari berikut ini:

  • Beracun
  • Sangat beracun
  • Bahan korosif

Baca juga:

Tujuan Identifikasi dan Klasifikasi Hazardous Material

klasifikasi bahan berbahaya dan tujuannya

Bahan berbahaya yang digunakan secara tidak tepat bisa menimbulkan akibat yang fatal, seperti terjadinya ledakan dan kebakaran. Untuk mencegah insiden tersebut akibat kesalahan penanganan bahan berbahaya, maka langkah pertama yang harus dilakukan adalah melakukan identifikasi terhadap bahan tersebut.

Identifikasi bahan berbahaya adalah upaya untuk mengklarifikasi dan mengendalikan bahaya serta resiko yang dapat timbul akibat penggunaan bahan tertentu. Sementara itu, klasifikasi bahan berbahaya merupakan proses identifikasi dan kategorisasi sebuah bahan kimia berdasarkan sifat bahaya yang dimiliki. 

Tujuan klasifikasi bahan berbahaya adalah untuk memudahkan pengelolaan yang meliputi penyimpanan, penanganan, serta pengawasan. Selain itu, klasifikasi bahan berbahaya juga merupakan langkah preventif awal yang paling esensial dalam rangka pengurangan risiko. 

Sistem Klasifikasi Bahan Berbahaya di Dunia

Tantangan dalam mengklasifikasikan bahan berbahaya adalah tidak ada satu definisi yang konsisten mengenai “hazardous material”. Pasalnya, masing-masing negara atau organisasi internasional memiliki sistem klasifikasi bahan berbahaya yang berbeda. 

Beberapa badan atau organisasi internasional yang mengeluarkan standar dan kode hazardous material antara lain:

  • National Fire Protection Association (NFPA)
  • The United States Department of Transportation (DOT)
  • U.S. Occupational Safety and Health Administration (OSHA)
  • International Programme on Chemical Safety (IPCS)
  • International Labour Organisation (ILO)
  • European Union (EU)
  • Globally Harmonized System (GHS)

NFPA 400: Hazardous Material Code mengklasifikasikan hazardous material dalam 14 kategori. Klasifikasi bahan berbahaya oleh DOT yang dimaksudkan untuk keperluan transportasi bahan berbahaya dibagi ke dalam 9 kategori. Sementara itu, OSHA juga memiliki definisi sendiri mengenai hazardous material yang ditetapkan dalam 29 CFR. 

GHS, Sistem Klasifikasi Bahan Berbahaya Standar Internasional

klasifikasi bahan berbahaya di dunia

Dengan adanya perbedaan klasifikasi bahan berbahaya di berbagai negara, maka dibentuklah sistem untuk mengharmonisasikan perbedaan tersebut. Sistem tersebut adalah The Globally Harmonized System (GHS) of Classification and Labelling of Chemicals yang dibuat oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB).

GHS merupakan sistem untuk mengklasifikasi bahan-bahan kimia berbahaya secara menyeluruh. Adanya GHS dimaksudkan untuk menyelaraskan sistem kontrol klasifikasi bahan berbahaya yang sebelumnya berbeda di setiap negara. Dengan kata lain, GHS merupakan sistem klasifikasi bahan berbahaya secara internasional.

Dengan sistem ini, maka diharapkan tidak ada lagi kerancuan berkaitan dengan apakah sebuah bahan kimia berbahaya atau tidak. Manfaat lain dari GHS ini tentunya dapat meningkatkan keselamatan serta keamanan pekerja.

Baca juga: Kelas kebakaran A, B, C, D

Klasifikasi Hazardous Material Berdasarkan DOT dan NFPA 400

U.S. Department of Transportation (DOT) merupakan lembaga pemerintah di Amerika Serikat yang menetapkan standar untuk transportasi material berbahaya. Label atau simbol bahan berbahaya tersebut dipasang pada kendaraan pengangkut dan kemasan paket. Baik pada transportasi darat, laut, maupun udara. 

klasifikasi bahan berbahaya menurut DOT

Terdapat 9 klasifikasi bahan berbahaya menurut U.S. Department of Transportation (DOT) antara lain:

  • Kelas 1: Mudah meledak
  • Kelas 2: Gas
  • Kelas 3: Cairan dan uap mudah terbakar
  • Kelas 4: Padatan mudah terbakar, mudah terbakar secara spontan, dan berbahaya saat basah
  • Kelas 5: Oksidator dan peroksida organik
  • Kelas 6: Beracun atau bahaya terhirup racun
  • Kelas 7: Radioaktif
  • Kelas 8: Korosif
  • Kelas 9: Bahaya lainnya

klasifikasi hazardous material menurut nfpa

NFPA 400: Hazardous Material Code merupakan kode atau standar untuk penyimpanan, penggunaan, dan penanganan bahan berbahaya di semua fasilitas dan hunian. Standar ini mengklasifikasikan bahan berbahaya dalam 14 kategori, yaitu:

  1. Padatan, cairan, atau gas korosif
  2. Padatan mudah terbakar
  3. Gas mudah terbakar
  4. Cairan kriogenik mudah terbakar
  5. Cairan kriogenik inert
  6. Gas inert
  7. Formulasi peroksida organik
  8. Oksidator padat atau cair
  9. Gas pengoksidasi
  10. Cairan kriogenik pengoksidasi
  11. Padatan, cairan, atau gas piroforik
  12. Padatan, cairan, dan gas beracun atau sangat beracun
  13. Padatan, cairan, atau gas tidak stabil
  14. Padatan atau cairan yang reaktif terhadap air

Baca juga : Klasifikasi kebakaran menurut  NFPA 

Tantangan dalam Menentukan Klasifikasi Bahan Berbahaya

klasifikasi bahan berbahaya kimia

Salah satu tantangan dalam menentukan dan mengklasifikasikan bahan berbahaya yaitu antara dua sistem ternyata ada banyak kategori yang menggunakan kata-kata yang sama, namun memiliki ambang batas yang berbeda. Salah satu contohnya adalah klasifikasi bahan berbahaya berupa flammable liquid atau zat cair mudah terbakar.

DOT mendefinisikan flammable liquid sebagai cairan yang memiliki titik nyala lebih dari 60 °C (140 °F) atau bahan apapun dalam fase cair dengan titik nyala 37,8 °C (100 °F) atau di atasnya yang sengaja dipanaskan dan ditawarkan untuk diangkut atau diangkut pada atau di atas titik nyalanya dalam kemasan curah.

Sementara itu, NFPA 400 menyatakan bahwa flammable liquid adalah cairan yang mudah terbakar dengan klasifikasi cairan Kelas I. Terdapat tiga subklasifikasi cairan Kelas I menurut standar NFPA 400. dengan ambang batas spesifik sebagai berikut:

Subklasifikasi Titik nyala Titik didih
Cairan Kelas IA di bawah 73°F (22.8°C) di bawah 100°F (37.8°C)
Cairan Kelas IB di bawah 73°F (22.8°C) pada atau di atas 100°F (37.8°C)
Cairan Kelas IC pada atau di atas 73°F (22.8°C) tapi di bawah 100°F (37.8°C) tidak ada

Tantangan lain adalah fakta bahwa kode dan standar NFPA lainnya mungkin menggunakan definisi “hazardous material” yang berbeda. Contoh dokumen yang memberikan definisi hazardous material yang berbeda adalah NFPA 30 : Flammable and Combustible Liquids Code.

Standar NFPA 30 mendefinisikan bahan kimia berbahaya sebagai “bahan yang menghadirkan bahaya di luar masalah kebakaran yang berkaitan dengan titik nyala dan titik didih”. Dalam lampiran selanjutnya, dijelaskan bahwa bahaya lain tersebut mencakup hal-hal seperti reaktivitas, toksisitas, ketidakstabilan, dan korosif.

Meskipun tampak bertentangan dengan NFPA 400, namun definisi bahan berbahaya dari NFPA 30 sebenarnya tetap sejalan dengan bagaimana NFPA 400 diterapkan. 

Baca juga: Cara menentukan APAR sesuai kelas kebakaran

Cara Identifikasi Hazardous Material

cara identifikasi hazardous material

Sebelum menggunakan, menyimpan, atau mengangkut bahan berbahaya, maka Anda harus mengidentifikasi bahan berbahaya tersebut terlebih dahulu. Tujuannya agar upaya tersebut bisa dilakukan secara aman sesuai dengan karakteristik bahan berbahaya tersebut.

Langkah pertama yang harus Anda lakukan adalah menentukan tujuan identifikasi bahan berbahaya tersebut. Apakah tujuan identifikasi bahan berbahaya tersebut untuk keperluan pengangkutan, penggunaan, penanganan, atau penyimpanan.

Sebagai contoh, jika bertujuan untuk pengangkutan material, maka bisa mengacu pada klasifikasi hazardous material dari U.S. Department of Transportation (DOT). Sementara itu, jika identifikasi bahan berbahaya yang bertujuan untuk penanganan, penggunaan, atau penyimpanan, maka bisa mengacu pada NFPA 400.

Selain itu, sangat penting untuk mengetahui sistem apa yang digunakan oleh bahan berbahaya tersebut untuk menentukan klasifikasi yang tepat. Baik dengan melihat pada Safety Data Sheet (SDS) atau menggunakan data uji yang sebenarnya. Dengan begitu, maka klasifikasi bahan berbahaya bisa ditentukan berdasarkan definisi yang tepat.

Sumber: NFPA

Leave a Comment

0