Kebakaran menjadi salah satu bencana yang sering terjadi di lingkungan masyarakat, baik itu di area perumahan, tempat usaha, perkantoran, hingga fasilitas umum. Maka dari itu, mitigasi kebakaran pemukiman menjadi suatu hal yang harus diperhatikan.
Melalui situs berita CNN Indonesia, Direktur Jenderal Bina Administrasi Kewilayahan Kementerian Dalam Negeri Safrizal ZA, mengatakan bahwa telah terjadi sebanyak 17.768 kasus kebakaran pada tahun 2021 lalu. Sedangkan 5.274 diantaranya diakibatkan oleh korsleting listrik termasuk malfungsi alat elektronik.
Kemudian DKI Jakarta yang tercatat sebagai wilayah pemukiman paling rawan terjadi kebakaran, memiliki sebanyak 1.535 kasus sepanjang tahun 2021. Data tersebut diambil dari laporan BPS (Badan Pusat Statistik).
Memangnya Apa Saja Penyebab Terjadinya Kebakaran Pemukiman?
Ada banyak faktor penyebab kebakaran bisa terjadi kapan saja dan dimana saja. Pada kasus kebakaran yang sering terjadi, umumnya disebabkan oleh kelalaian manusia (human error) dan lemahnya mitigasi kebakaran pemukiman padat penduduk.
Sehingga tidak hanya menyebabkan kerugian terhadap harta benda saja, namun nyawa juga menjadi ancaman ketika terjadi kebakaran. Berikut ini merupakan beberapa hal yang akhir-akhir ini menjadi penyebab terjadinya kebakaran di area permukiman.
1. Peralatan Elektronik Berpotensi Besar Sebabkan Kebakaran
Hampir semua rumah pasti memiliki peralatan elektronik yang sering digunakan, seperti televisi, magiccom, pemanggang roti, setrika, hingga handphone. Anda juga harus tahu, bahwa semua peralatan tersebut dapat memicu munculnya api dan menyebabkan kebakaran lho.
Faktor yang menyebabkan peralatan tersebut dapat menimbulkan api adalah kelebihan daya dan terjadi korsleting pada peralatan elektronik. Hal tersebut juga disebabkan karena kurangnya pengetahuan masyarakat tentang pentingnya mitigasi/pencegahan dan penanggulangan bencana kebakaran.
Seperti yang baru-baru ini terjadi, dimana kasus kebakaran pemukiman padat penduduk terjadi karena handphone meledak pada saat di charge.
Dikutip dari Detik.com, peristiwa kebakaran terjadi di lingkungan Pesanggrahan, Prigen, Kabupaten Pasuruan. Penyebab kebakaran tersebut berasal dari sebuah handphone yang meledak pada saat di charge.
Peristiwa tersebut menimbulkan dua orang terkena luka bakar hingga 90% dan satu korban dinyatakan tewas pada saat menjalani perawatan di rumah sakit. Anda bisa baca kronologi lengkapnya di sini …
Bagaimana, masih kurang percaya kalau handphone bisa meledak dan menyebabkan kebakaran? Coba deh, Anda cek video di bawah ini:
2. Kebakaran Karena Instalasi Listrik Tidak Tepat & Tak Terawat
Terkadang masyarakat tidak paham dan mungkin tidak peduli dengan instalasi listrik yang ada dirumah. Padahal listrik bisa menyebabkan kebakaran jika tidak terawat dengan baik. Apalagi listrik menjadi kebutuhan mendasar yang harus dimiliki setiap rumah.
Apa sih yang menjadi penyebab kebakaran karena listrik? Hal yang sering menjadi penyebabnya adalah kesalahan dalam peletakan kabel dan kabel yang sudah rusak juga dapat memicu munculnya api.
Kelebihan muatan/korsleting listrik juga menjadi penyebab kebakaran paling serius, karena arus listrik yang mengalir terlalu besar. Pasalnya, rangkaian perkabelan bisa saja terbakar pada saat listrik yang mengalir itu terlalu banyak.
3. Tidak Hanya Itu, Permasalahan di Dapur Juga Bisa Sebabkan Kebakaran
Faktor pemicu kebakaran pemukiman juga disebabkan karena beberapa permasalahan di dapur rumah. Seperti contohnya, lupa mematikan kompor, tabung gas bocor, hingga minyak yang terbakar di atas wajan.
Untuk mengantisipasi risiko kebakaran yang terjadi di dapur rumah, jangan sekali-kali Anda meninggalkan dapur pada saat memasak.
Nah, di atas merupakan beberapa permasalahan yang menyebabkan terjadinya kebakaran di area pemukiman. Tentu akan sangat berbahaya jika rumah yang terbakar tepat berada di lingkungan padat penduduk.
Semua permasalahan tersebut kami tuliskan berdasarkan apa yang sudah terjadi dilapangan agar tidak terulang kembali. Jika Anda masih penasaran dengan peristiwa-peristiwa kebakaran bisa KLIK DI SINI untuk membaca berita tentang kebakaran pemukiman.
Bangun Sistem Mitigasi Kebakaran Pemukiman Terintegrasi Pakai Firecek
Firecek merupakan Aplikasi Sistem Proteksi Kebakaran No.1 di Indonesia. Akhir-akhir ini, Firecek mulai merencanakan inovasi baru untuk membangun sistem penanganan bencana kebakaran yang terintegerasi secara real-time.
Kenapa harus membentuk sistem mitigasi kebakaran pemukiman yang terintegrasi?
Karena tantangan dalam penanganan kebakaran di area padat penduduk sangat luar biasa. Ada tiga hal yang membuat sistem terintegrasi sangat diperlukan di lingkungan padat penduduk, yaitu:
- Jarak antar rumah warga sangat berdekatan, sehingga api mudah untuk menyebar.
- Jalanan terlalu sempit dan sulit untuk dilewati mobil pemadam kebakaran.
- Penduduk yang tak sigap membuat api semakin ganas.
Dengan adanya sistem yang terintegrasi dengan aplikasi Firecek, tentu akan memudahkan komunikasi dalam memberikan sinyal kebakaran di lingkup luas hingga ke dinas pemadam kebakaran.
Hal tersebut merupakan solusi tepat untuk meminimalisir kasus kebakaran di lingkup permukiman padat penduduk. Karena jika terjadi kebakaran di suatu tempat, warga sudah memiliki fasilitas yang dapat memudahkan dalam bergotong-royong untuk memadamkan kebakaran yang belum membesar.
Pembentukan Mitigasi Kebakaran Pemukiman yang Terintegrasi Dimulai Dari Mana?
Hal pertama yang harus dilakukan adalah dengan menyediakan alat pemadam kebakaran di masing-masing wilayah. Kemudian dilanjutkan membangun struktur regu tanggap darurat dari level RT, RW, Kelurahan, Kecamatan, dan Kota.
Nah, agar manajemen kebakaran di daerah tersebut optimal, selain membentuk tim tanggap darurat juga harus menyediakan fasilitas sebagai berikut:
- Tingkatan RT disediakan 4 tabung APAR Powder 6 kg untuk penanganan kebakaran awal. Untuk jarak antar APAR di area gang kurang lebih 20 meter.
- Pada tingkat RW menyediakan satu buah APAB trolley Powder 50 kg untuk men-support kebakaran tingkat RT.
- Kemudian untuk kelurahan setidaknya memiliki satu buah motor roda tiga modifikasi dengan tangki air, pompa, dan selang pemadam kebakaran.
- Terintegrasi dengan Aplikasi Firecek Panic Button, Semua Jadi Lebih Mudah dan Aman.
Siapa yang berhak memegang dan bertanggung jawab dengan Panic Button?
Untuk meminimalisir fake issue atau informasi palsu, Firecek Panic Button ini hanya diserahkan kepada pelaksana yang bertanggung jawab di level RT. Ketika tombol tersebut ditekan, maka notifikasi akan terkirim secara otomatis ke lingkup RW, Kelurahan, Kecamatan, hingga Damkar.
Begini alurnya ketika menggunakan fitur Panic Button Aplikasi Firecek:
- Terjadi kebakaran di salah satu rumah warga.
- Saat ada info kebakaran, perangkat RT yang ditunjuk dapat mengaktifkan Panic Button.
- Sudah ada APAR di pos kampling RT dan atas instruksi dibawa warga ke lokasi kebakaran.
- Dilakukan pemadaman menggunaan APAR sesuai dengan cara penggunaan APAR yang baik dan benar.
- Kelurahan dapat notifikasi dan datang membantu pemadaman dengan APAB.
- Kecamatan mendapat notifikasi dan membantu dengan membawa motor pemadam kebakaran berisi air.
Pada intinya, semua struktur regu tanggap darurat (fire brigade) tadi akan bergerak berdasarkan notifikasi pada aplikasi Panic Button. Itulah kenapa sangat penting membangun mitigasi kebakaran pemukiman yang terintegrasi.
Kesimpulan
Jadi, dengan terbangunnya sistem Smart Fire for Smart City dari Firecek akan memudahkan berjalannya upaya mitigasi kebakaran pemukiman padat penduduk. Selain itu, sistem penanganan kebakaran terintegrasi ini melibatkan jalinan kerjasama antara pemerintah, warga, tim Firecek, dan vendor/distributor alat pemadam api.
Mitigasi Kebakaran Pemukiman Juga Tak Lepas dari Peran Penduduk dan Pemerintah
Agar tidak terjadi hal-hal yang tak diinginkan, ada beberapa hal yang harus diperhatikan dan diterapkan oleh penduduk, seperti pada gambar di bawah.
Kemudian, tak terlepas juga peran dari pemerintah setempat untuk memberikan edukasi terkait dengan bahaya bencana kebakaran beserta cara mencegah dan mengatasinya. Edukasi bisa dilakukan melalui pembangunan fisik maupun lewat penyadaran dan juga peningkatan kemampuan dalam menghadapi kebakaran.
Dengan cara seperti itu, masyarakat akan mendapatkan pengetahuan tentang mitigasi kebakaran pemukiman dengan baik dan mengurangi dampak resiko terjadinya kebakaran.
Makin padat penduduk, makin padat pemukiman, makin tinggi risiko kebakaran. Yuk, bentuk sistem penanganan bencana kebakaran mulai dari sekarang!
Baca Juga:
- Cara Perawatan APAR yang Benar Sesuai Standar Internasional
- Klasifikasi Bahan Berbahaya yang Harus Anda Tahu
- Pelatihan Pemadam Kebakaran Virtual Reality
- Cara Kreatif Mengajarkan Anak Mengenal Bahaya Kebakaran
Nah, diatas merupakan beberapa permasalahan yang dapat menyebabkan kebakaran pada area pemukiman warga. Begitu juga sudah dibahas tentang bagaimana cara menciptakan mitigasi kebakaran pemukiman padat penduduk yang efektif dan maksimal.
Semoga informasi pada artikel ini dapat memberikan manfaat kepada Anda semuanya. Api Padam, Warga Aman!