Panduan CHSE Kemenparekraf dan Cara Mendapatkan Sertifikasi

Industri pariwisata dan ekonomi kreatif mulai menyesuaikan diri di tengah pandemi yang masih berlangsung ini. Kemenparekraf pun mencoba memperketat protokol kesehatan pada sektor-sektor tersebut dengan mengeluarkan  panduan CHSE.

CHSE digunakan sebagai acuan protokol kebersihan, kesehatan, keselamatan, dan kelestarian lingkungan bagi pelaku bisnis pariwisata dan ekonomi kreatif untuk memaksimalkan protokol kesehatan dan keamanan baik bagi pengguna dan juga pemberi jasa. Lalu, apa sih CHSE itu dan bagaimana mengimplementasikannya? Yuk simak info lengkapnya di bawah ini!

Apa Itu CHSE?

CHSE adalah program yang dicanangkan Kemenparekraf sebagai protokol keselamatan dan kesehatan di tengah pandemi yang bertumpu pada aspek:

Hand Sanitizer Poin Wajib Penilaian CHSE

  • Cleanliness (Kebersihan)
  • Health (Kesehatan)
  • Safety (Keamanan)
  • Environment Sustainability (Kelestarian Lingkungan)

Nah, tiap aspek di atas memiliki kriteria masing-masing dalam pengimplementasiannya. Bagi kamu pelaku industri kreatif dan pariwisata wajib tahu kriterianya, yuk cek di bawah ini!

Penerapan Panduan CHSE

Untuk menerapkan CHSE, silakan cek poin-poin pentingnya di bawah ini:

Cleanliness (Kebersihan)

Secara umum aspek kebersihan meliputi ketersediaan tempat cuci tangan dan hand sanitizer di tempat usaha. Selain itu, pemilik usaha atau penyedia jasa juga harus memastikan area tempat usahanya selalu bersih dan bebas dari virus, bakteri dan kuman dengan menyemprotkan disinfektan.

  • Ketersediaan tempat cuci tangan dan hand sanitizer.
  • Mencuci tangan dengan sabun atau hand sanitizer.
  • Pembersihan area dan barang publik dengan cairan pembersih (disinfektan) yang aman dan sesuai bagi pengunjung atau pengguna jasa.
  • Bebas dari vektor dan hewan pembawa penyakit.
  • Area toilet serta perlengkapan toilet yang bersih.
  • Tempat sampah bersih yang tersedia di beberapa titik.

Panduan CHSE Disinfektan

 

Health (Kesehatan)

Aspek kesehatan dalam panduan CHSE mewajibkan pemilik usaha untuk menjaga kesehatan baik dari sisi pekerja dan pengunjung. Pengoptimalisasian poin ini dapat dilakukan dengan pengecekan suhu tubuh, selalu menggunakan masker dan pengaturan jarak untuk menghindari kerumunan.

  • Menghindari adanya kontak fisik langsung dengan mengatur jarak dan menghindari kerumunan.
  • Tidak memegang bagian wajah, mata, hidung dan mulut.
  • Pengecekan suhu tubuh.
  • Menggunakan APD sesuai kebutuhan.
  • Menerapkan etika batuk dan bersin.
  • Memastikan pengolahan makanan serta alat makan bersih dan higienis.
  • Tersedia perlengkapan dan peralatan kesehatan sederhana (kotak P3K).
  • Sirkulasi udara baik di ruang publik serta area kerja.
  • Penanganan kesehatan jika ada pengunjung yang mengalami gangguan kesehatan saat di area usaha.

Safety (Keamanan)

Aspek yang tak kalah penting adalah safety atau keamanan. Pada aspek ini pemilik usaha harus memastikan keamanan dan keselamatan jika sewaktu-waktu ada bencana atau kondisi darurat. Hal ini guna menjamin keselamatan dan keamanan siapa saja yang ada pada ruang lingkup tersebut.

  • Prosedur penyelamatan diri dari bencana atau keadaan darurat.
  • Ketersediaan kotak P3K.
  • Mempersiapkan alat pemadam api.
  • Mempersiapkan titik kumpul dan jalur evakuasi.
  • Memastikan alat elektronik mati saat meninggalkan ruangan.
  • Ada media dan mekanisme komunikasi untuk penanganan dalam kondisi darurat.

Environment Sustainability (Kelestarian Lingkungan)

Dengan adanya aspek kelestarian lingkungan, pemilik usaha diwajibkan menyediakan perlengkapan dan bahan ramah lingkungan. Sehingga, kondisi area atau tempat usaha nyaman bagi pengunjung.

  • Menggunakan perlengkapan dan bahan ramah lingkungan.
  • Memanfaatkan air dan sumber energi se-efisien mungkin untuk menjaga keseimbangan ekosistem.
  • Pengolahan sampah dan limbah dilakukan secara tuntas, sehat dan ramah lingkungan agar tidak membahayakan ekosistem sekitar.
  • Menciptakan lingkungan asri dan nyaman, baik dengan cara alami atau rekayasa teknis.
  • Pemantauan dan evaluasi penerapan panduan dan SOP Pelaksanaan Kebersihan, Kesehatan, Keselamatan dan Kelestarian Lingkungan.

Nah, itulah poin-poin panduan CHSE yang harus diperhatikan. Lalu, bagaimana cara mendapatkan sertifikasinya? Yuk simak caranya di bawah ini!

Ini Cara Mendapatkan Sertifikasi CHSE!

Pasti Tim Firecek penasaran bagaimana cara mendapatkan sertifikasi CHSE, nah tenang! Firecek akan bagikan bagaimana prosedur yang harus dilakukan untuk mendapatkan sertifikasi CHSE.

  • Penilaian mandiri
    Tahap ini dapat dilakukan sendiri oleh pemilik usaha dengan mengikuti formulir panduan CHSE yang disediakan oleh Kemenparekraf sesuai jenis usaha masing-masing. Pelaksanaan tahap ini dapat dilakukan secara daring (online) melalui laman CHSE Kemenparekraf.
  • Deklarasi mandiri
    Setelah mengisi data penilaian mandiri dengan teliti dan benar, langkah selanjutnya pemilik usaha harus mengunggah hasil penilaian dan pernyataan deklarasi mandiri yang nanti akan diperiksa dan dinilai oleh auditor.
  • Penilaian
    Berkas penilaian mandiri yang sudah dikirim akan ditinjau dan divalidasi berdasar bukti-bukti pendukung yang dikirim oleh pelaku/pemilik usaha.
  • Pemberian sertifikat
    Jika tempat usaha yang didaftarkan telah memenuhi persyaratan dan kriteria penilaian, maka tim auditor akan memverifikasi secara langsung baik lokasi usaha luring (offline) maupun daring (online). Jika proses verifikasi sudah selesai dan memenuhi kriteria, maka sertifikat CHSE akan diberikan ke pemilik usaha yang bersangkutan.

Sertifikat CHSE

Nah, itulah panduan CHSE dan bagaimana cara mengurus sertifikasinya. Bagi Tim Firecek yang memiliki usaha terkait bisa segera mendaftar agar mendapat sertifikasi CHSE.

Leave a Comment

0